Sabtu, 24 Maret 2012

TOKEK BANYAK DIBURU SEBABKAN POPULASI TOMCAT MENINGKAT

Kamis, 22 Maret 2012 | 21:24


Dalam sepekan terakhir, kabar mewabahnya serangga tomcat (kumbang rove) di Surabaya jadi berita hangat di berbagai media nasional. Wakil Gubernur Jatim, Drs H Saifullah Yusuf menilai, meningkatnya populasi tomcat itu terjadi karena banyaknya perburuan tokek.
    "Tokek banyak diburu dan diperjualbelikan, sehingga rantai makanan tak seimbang. Tokek yang seharusnya jadi predator pemangsa tomcat itu dilepas agar memakan tomcat yang banyak menyebar di berbagai wilayah di Surabaya dan sekitarnya," ujar Gus Ipul, Kamis (22/3).
    Selain tokek, tomcat juga dapat dimangsa cicak. Sehingga, lanjut Gus Ipul, perburuan tokek dan cicak harus mulai dihentikan. "Kita harus jaga keseimbangan rantai makanan binatang, agar tak terjadi ledakan jumlah yang berlebih akibat predator pemangsanya habis diburu," tegasnya.
    Secara terpisah, Forum Konservasi Satwa Liar (Foksi) Jawa Timur juga menyerukan hal serupa. Foksi meminta warga menghentikan perburuan tokek menyusul serangan tomcat di berbagai daerah di Jatim. "Selain rusaknya habitat, serangan tomcat juga karena perubahan rantai makanan di alam," kata Manager Foksi Jatim, Indra Harsaputra.
    Menurut dia, pada Maret 2012 adalah puncak dari produktivitas serangga jenis wereng yang menjadi makanan tomcat. Sementara jumlah tokek berkurang karena perburuan. Indra menambahkan tak ada data resmi soal populasi tokek di Indonesia. Namun data dari Pengendali Ekosistem Hutan Seksi Konservasi Wilayah VI Probolinggo menyebutkan kuota tokek hasil tangkapan di alam secara nasional 50 ribu ekor.
    Lebih jauh Indra mengatakan dari jumlah itu kuota terbesar di Nusa Tenggara Barat sebanyak 10 ribu ekor. Jawa Timur, Jawa Tengah, dan Jawa Barat masing-masing 6.000 ekor, sisanya dibagi untuk beberapa daerah. Tokek kering ini akan diekspor ke Hongkong, melengkapi tokek dari Thailand dan Kamboja, diolah menjadi ramuan penyembuh sejumlah penyakit. (afr/kominfo Jatim)

Tidak ada komentar: