Pekan lalu, tahapan formal pemilihan kepala daerah (Pilkada) Kota Wisata
Batu, dimulai. Suasana kebersamaan, kedamaian, kesejukan serta saling
menghormati dan menghargai, terpancar dalam suasana yang dikemas
sedemikian baik oleh KPUD Kota Batu. Sebagai orang kecil, dan pasti juga
warga masyarakat kota ini berharap, suasana itu tidak hanya untuk
Pilkada, namun juga untuk tatanan kehidupan bermasyarakat sehari-hari.
Jangankan ‘perlombaan’ seperti Pilkada yang pemenangnya nanti tentu akan
memperoleh ‘hadiah’ hak serta kewajiban yang lebih dari yang lain,
lomba setingkat RT/RW, sekolahan, desa/kelurahan atau berlingkup lebih
kecil lagi, pasti tetap memiliki potensi-potensi yang kontraproduktif.
Waktu yang tersisa hingga Oktober depan, dapat kita optimalkan untuk
meningkatkan kebersamaan agar kedamaian dan kesejukan kota ini tetap
terjaga.
Sebagai kota yang berbasis wisata, Batu memiliki ketergantungan pada
kunjungan wisatawan yang membelanjakan uangnya pada sarana-sarana
pariwisata di kota ini. Setidaknya, dalam pendapatan asli daerah
sendiri, faktor pajak daerah yang dibayarkan wisatawan masih
mendominasi. Nah, jika sampai mereka tidak mau lagi datang ke kota ini
karena ada kekhawatiran atau bahkan ketakutan karena proses pilkada ini,
habislah kita.
Sebagai organisasi profesi, PHRI Kota Wisata Batu benar-benar akan
menempatkan diri dalam posisi yang tidak kemana-mana. Meski banyak dari
anggota kami yang secara individu menempati posisi-posisi strategis
dalam organisasi politik atau kemasyarakatan di kota ini. Namun kami
sungguh berharap agar mereka tidak berusaha untuk menarik gerbong kami
ke kancah kompetisi ini. Andai merasa perlu untuk dukung mendukung,
cukuplah pribadi-pribadi mereka sajalah.
Dalam berbagai kesempatan, sikap ini juga saya sampaikan kepada
teman-teman atau tim sukses para kandidat walikota/wakil walikota yang
‘mencoba’ melibatkan kami dalam soal dukung mendukung peserta kompetisi.
Buat kami jelas, siapa pun pemenangnya, pasti akan kita support
maksimal untuk meningkatkan kesejahteraan dan kemakmuran masyarakat kota
ini melalui pariwisata.
Para calon walikota/wakil walikota, sebelum pemungutan suara, akan kami
pertemukan dengan konstiutuennya, anggota PHRI dan masyarakat pariwisata
di kota ini, dalam sebuah acara. Kami gelarkan karpet merah sebagai
bentuk penghormatan kami kepada beliau-beliau. Tak pelu debat publik,
penyampaian visi dan misi atau aktifitas lain yang identik dengan
pilkada. Kita kemas yang santai, bincang-bincang ringan dalam suasana
silaturahim dan kekeluargaan.
Dalam suasana kampanye pun, sungguh akan menyejukkan andai spanduk,
baliho, atau banner/ bando jalan hanya diisi oleh KPUD Kota Batu saja.
Para kontestan nggak perlu membelanjakan dana kampanye besar-besaran.
Masyarakat kota ini, sudah cukup cerdas memilih. Coba dana itu
disedekahkan untuk saudara-saudara kita yang kurang beruntung, bedah
rumah, atau aksi-aksi sosial lainnya. Dengan demikian, menang atau kalah
pasti akan dapat surga Allah.
Jika secara teknis dan aturan memungkinkan, rasanya ingin juga membuat
TPS di hotel. Akan kita siapkan snack ringan, atau bahkan makan siang
sambil menunggu penghitungan suara. Kami akan buat senyaman mungkin.
Kalau perlu, kita juga kompetisikan TPS-nya. Masih banyak lagi
rencana-rancana yang ingin kami lakukan dalam upaya meyakinkan kepada
siapa pun, terutama tamu-tamu kami bahwa untuk memperoleh kesejukan tak
hanya dari udara di kota ini, namun juga dari sejuknya pilkada…( penulis
adalah Ketua PHRI Kota Batu)
2 komentar:
Terimakasih atas liputannya. Silakan mengunjungi website resmi KPU Kota Batu yang sudah dilaunching di alamat : http://kpud-batukota.go.id/home.html
siap!! makasih responnya mas Faizal...
Posting Komentar